Romypradhanaarya's Blog

Just another WordPress.com weblog

Archive for April 2010

BAB V RPJMD PROP JATIM 2009-2014

leave a comment »

BAB V

AGENDA DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

V.1 Agenda Pembangunan

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pembangunan, dan permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014, sebagai berikut:

1.    Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin.

2.    Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik, dan meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat.

3.    Meningkatkan percepatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama pertanian dan pedesaan.

4.    Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan penataan ruang.

5.    Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik.

6.    Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial.

7.    Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender, dan meningkatkan peran pemuda, serta mengembangkan dan memasyarakatkan olahraga.

8.    Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan penghormatan hak asasi manusia.

9.    Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo.

Sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014 tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam prioritas dan arah kebijakan umum yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang.

V.2 Prioritas

V.2 Prioritas Pembangunan

Berdasarkan permasalahan pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014, dan agenda utama pembangunan 2009-2014 yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun prioritas pembangunan serta arah kebijakan umum, sebagai berikut:

1.      Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa diskriminasi, terutama masyarakat miskin; dan (b) menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta efisiensi, efektivitas, dan relevansi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, maupun global.

2.      Peningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, terutama bagi masyarakat miskin, untuk meningkatkan produktivitas masyarakat; (b) meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat; (c) mengembangkan pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana, prasarana, dan tenaga kesehatan; (d) mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat dan sanitasi yang layak; dan (e) terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih.

3.      Perluasan Lapangan Kerja, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja di sektor informal maupun formal; (b) meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja; (c) menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki aturan main ketenagakerjaan yang berkaitan rekrutmen, outsourcing, pengupahan, PHK, serta memperbaiki aturan main yang mengakibatkan perlindungan yang berlebihan.

4.      Peningkatan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan, dengan kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan upaya dan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di wilayah pedesaan maupun perkotaan dengan menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin yang meliputi hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, tanah, lingkungan hidup dan sumber daya alam, rasa aman, serta hak untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijakan publik.

anak-anak

5.      Peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat, dengan kebijakan yang diarahkan untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk anak-anak telantar, fakir miskin, manusia lanjut usia (manula/lansia), penyandang cacat, masyarakat miskin, dan masyarakat di wilayah terpencil, tertinggal dan wilayah rawan bencana.

6.      Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan pemberdayaan petani dan lembaga-lembaga pendukungnya; (b) meningkatkan produktivitas, daya saing, dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan; (c) meningkatkan pengembangan agroindustri dan agrobisnis untuk memberdayakan perekonomian rakyat; dan (e) meningkatkan pengamanan ketahanan pangan.

7.      Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mengembangkan UKM agar memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing; (b) mengembangkan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah; (c) memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan berwawasan gender; (d) memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perijinan; (e) memperluas akses kepada sumber permodalan; (f) memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan, termasuk mendorong peningkatan ekspor; (g) meningkatkan UMKM sebagai penyedia barang dan jasa pada pasar domestik; dan (h) meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sesuai dengan jati diri koperasi.

8.      Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas, dan Pariwisata, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) menyederhanakan prosedur perijinan investasi; (b) menciptakan kepastian hukum yang menjamin kepastian usaha, termasuk mengurangi tumpang tindih kebijakan antar pusat dan daerah serta antar sektor; (c) menyempurnakan kelembagaan investasi yang berdaya saing, efisien, transparan, dan non-diskriminatif; (d) menyederhanakan administrasi perpajakan dan kepabeanan melalui reformasi perpajakan dan kepabeanan; (e) meningkatkan penyediaan infrastruktur, dan (f) meningkatkan pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata, serta meningkatkan investasi di bidang pariwisata daerah.

Pembangunan

9. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan utilitas kapasitas terpasang; (b) memperkuat struktur industri; (c) memperkuat basis produksi; dan (d) meningkatkan daya saing industri agar dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.

10. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan dan mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak, terutama infrastruktur pertanian dan pedesaan, serta infrastruktur ekonomi strategis; dan (b) meningkatkan perluasan kapasitas infrastruktur, terutama di daerah pedesaan, dan daerah tertinggal, serta infrastruktur yang melayani masyarakat miskin, dan infrastruktur yang menghubungkan dan/atau melayani antar-daerah.

11.    Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup; (b) mencegah terjadinya atau berlanjutnya pencemaran lingkungan melalui medium air, udara, maupun tanah; (c) mendorong pengembangan industri yang ramah lingkungan; (d) mencegah terjadinya atau berlanjutnya perusakan hutan akibat kegiatan-kegiatan ilegal, serta mencegah meluasnya areal lahan kritis; (e) memulihkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang rusak; (f) mengembangkan manajemen dan mekanisme penanggulangan bencana alam, terutama di wilayah rawan banjir dan tanah longsor; (g) membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup, dan berperan aktif melakukan kontrol sosial terhadap kualitas lingkungan hidup; (h) mewujudkan keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah; (i) mengendalikan pemanfaatan ruang yang efektif dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan keseimbangan pembangunan antar-fungsi; dan (j) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

13. Peningkatan

12.    Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Peningkatan Pelayanan Publik, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mempercepat perwujudan perubahan pola berpikir dan orientasi birokrasi dari dilayani menjadi melayani masyarakat; (b) mempercepat perwujudan birokrasi yang efisien, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan profesional untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; (c) meningkatkan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua tingkat dan lini pemerintahan; (d) meningkatkan kualitas pelayanan publik menjadi pelayanan prima; dan (e) mendorong partisipasi masyarakat untuk turut merumuskan program dan kebijakan layanan publik.

13.    Peningkatan Kualitas Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, budi pekerti, memupuk etos kerja, menghargai kemajemukan sosial budaya, dan menjadi kekuatan pendorong mencapai Jawa Timur makmur dan berakhlak; (b) meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai agama dan budi pekerti dalam kehidupan masyarakat sehari-hari; dan (c) mendorong terciptanya kehidupan intra dan antar-umat beragama yang saling menghormati untuk mewujudkan suasana yang aman dan damai; (d) menyelesaikan dan mencegah konflik antar-umat beragama; dan (e) meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai agama dan kepercayaannya.

14.   Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua Bidang, dan Terjaminnya Kesetaraan Gender, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) menciptakan keadilan dan kesetaraan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; (b) meningkatkan perbaikan angka Indeks Pembangunan Gender (Gender-related Development Index, GDI), dan angka Indeks Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Measurement, GEM); (c) terjaminnya perlindungan dan kesejahteraan anak dan perempuan; dan (d) meningkatkan pelayanan keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi yang berkualitas sebagai upaya pengendalian pertambahan penduduk.

15.  Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama; (b) meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat terhadap kesehatan dan kebugaran jasmani dalam upaya pembentukan watak bangsa; (c) meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan.

17. Peningkatan

16.    Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan penegakan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif; (b) terjaminnya konsistensi peraturan perundang-undangan; dan (c) meningkatkan pemahaman dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

17.    Peningkatan Keamanan dan Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencegah kriminalitas dan gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing; (b) meningkatkan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran narkoba; dan (c) mendorong peningkatan perlindungan dan pengayoman masyarakat.

18.    Percepatan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sosial Ekonomi Dampak Lumpur Panas Lapindo, dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mengurangi keresahan sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya masyarakat akiibat semburan lumpur Lapindo; dan (b) mempercepat revitalisasi infrastruktur fisik untuk stabilisasi dan normalisasi aktivitas investasi ekonomi dan perdagangan.

Delapan belas prioritas pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014 ini selanjutnya dijabarkan ke dalam sasaran, arah kebijakan, program prioritas dan penunjang, tujuan dan kegiatan pokok.

V.3 Keterkaitan Agenda dan Prioritas Pembangunan

Visi dan misi pembangunan Jawa Timur akan tercapai manakala pelaksanaan sembilan agenda terwujud seperti yang diharapkan. Karena itu, masing-masing agenda pembangunan perlu didukung oleh pelaksanaan prioritas pembangunan yang terstruktur secara sistematis.

Dalam mewujudkan agenda pertama dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan, dan Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Implementasi agenda kedua dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Perluasan Lapangan Kerja, Penanggulangan Kemiskinan, dan Kesejahteraan Sosial. Agenda ketiga dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis; Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas dan Pariwisata; Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur; Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur.

Pelayanan

Agenda keempat dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang. Agenda kelima dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Peningkatan Pelayanan Publik. Agenda keenam dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Peningkatan Kualitas Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial.

Agenda ketujuh dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua Bidang, dan Terjaminnya Kesetaraan Gender; dan Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga. Agenda kedelapan dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia; Peningkatan Keamanan dan Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas. Agenda kesembilan dilaksanakan melalui prioritas pembangunan Percepatan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sosial Ekonomi Dampak Lumpur Panas Lapindo.

Written by romypradhanaarya

April 26, 2010 at 2:46 am

Ditulis dalam Uncategorized

Malabar diluncurkan

leave a comment »

kemaren saya ke Stasiun Malang. Ada pengumuman pada tanggal 30 April kereta Malabar akan dilaunching. kereta Malabar ini melayani trek dari Malang ke Bandung dan sebaliknya dari Bandung ke Malang. dari Malang kereta ini rencananya berangkat dari stasiun Kota Baru Malang pada pukul 16.00 WIB. harga tiketnya masih tiket promosi yaitu eksekutif Rp. 200.ooo, bisnis Rp 120.000, dan ekonomi Rp 80.000. boleh dibilang kereta Malabr akan memiliki tiga kelas sekaligus dalam satu rangkaian. hal ini patut disyukuri karena pada jaman belanda kereta penumpang dalam satu rangkaian ada tiga kelas tidak seperti sekarang yang satu rangkaian hanya eksekutif saja atau ekonomi saja atau hanya ada dua kelas yaitu eksekutif dan bisnis dalam satu rangkaian.

Written by romypradhanaarya

April 26, 2010 at 2:00 am

Ditulis dalam Uncategorized

exim surabaya januari 2010

leave a comment »

Kota Surabaya mencatat nilai ekspor Non Migas pada bulan pertama tahun 2010 sebesar US$ 1.088,1 juta dan Impor Non Migas sebesar US$ 838,9 juta. Ekspor Non Migas Surabaya bulan Januari 2010 menurut volume mencapai 574 ribu Ton dan impor Non Migas dengan volume sebesar 1,055 juta Ton. Nilai ekspor bulan Januari 2010 lebih besar 45 persen dibanding nilai ekspor bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Nilai Ekspor bulan Januari 2010 yang terbesar dibandingkan dengan nilai ekspor Januari 2006-2008.

Nilai impor bulan Januari 2010 lebih besar 51 persen dibanding nilai impor bulan Januari tahun sebelumnya. Volume ekspor dan impor bulan Januari 2010 dibanding Januari 2009 meningkat sebesar 19 persen dan 51 persen. Selama bulan Januari 2010, nilai ekspor masih diatas nilai impor sehingga terjadi Surplus ekspor impor sebesar US$ 249,2 juta. Selengkapnya pada tabel berikut.
Tabel 1. Nilai Ekspor dan Impor Non Migas Kota Surabaya Bulan Januari
JANUARI 2006 JANUARI
2007 ∆% JANUARI
2008 ∆% JANUARI 2009 ∆% JANUARI
2010 ∆%
EKSPOR (US$) 614.255.016 843.706.798 37% 883.391.679 5% 748.412.176 -15% 1.088.096.842 45%
IMPOR (US$) 382.068.677 557.722.559 46% 888.311.930 59% 554.489.662 -38% 838.913.487 51%
EKSPOR (KG) 462.914.513 628.437.794 36% 571.824.448 -9% 483.140.744 -16% 574.702.234 19%
IMPOR (KG) 689.129.969 1.021.271.787 48% 1.311.832.880 28% 698.664.791 -47% 1.055.641.030 51%

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor bulan Januari 2010 turun sebesar 7 persen sedangkan nilai impor meningkat sebesar 1 persen. Penurunan nilai Ekspor Januari 2010 dibanding ekspor Desember 2009 kemungkinan disebabkan karena realisasi di bulan Desember 2009 meningkat cukup besar karena eksportir memenuhi deadline pengiriman untuk tahun 2009. Ekspor impor berdasarkan volumenya juga mengalami penurunan dibanding bulan Desember 2009 yaitu turun sebesar 20 persen untuk ekspor dan 17 persen untuk impor. Selengkapnya pada tabel berikut.
Tabel 2. Nilai Ekspor dan Impor Kota Surabaya Bulan Nopember 2009-Januari 2010
NOPEMBER 2009 DESEMBER 2009 ∆% JANUARI 2010 ∆%
EKSPOR (US$) 974.563.823 1.165.985.397 20% 1.088.096.842 -7%
IMPOR (US$) 721.588.775 832.077.129 15% 838.913.487 1%
EKSPOR (KG) 661.152.869 714.736.825 8% 574.702.234 -20%
IMPOR (KG) 954.227.042 1.279.263.486 34% 1.055.641.030 -17%

Negara tujuan ekspor non migas Kota Surabaya ke negara-negara Asia mencapai US$ 703,6 juta dan jika dihitung persentasenya mencapai 65 persen dari total nilai ekspor Surabaya sehingga negara-negara Asia merupakan tujuan utama ekspor Non Migas Kota Surabaya. Tujuan ekspor terbesar berikutnya ke negara-negara Eropa sebesar US$ 187,4 juta atau sebesar 17 persen dari keseluruhan ekspor. Ekspor ke negara-negara Amerika, Afrika dan Australia memberi kontribusi terhadap total ekspor masing-masing sebesar 12 persen, 3 persen, dan 3 persen.

Impor non migas Kota Surabaya yang utama berasal dari negara-negara di Asia yang mencapai 57 persen dari total impor Surabaya atau sebesar US$ 478,1 juta. Selain dari negara-negara Asia, impor Surabaya yang berasal dari negara-negara Amerika cukup besar yaitu mencapai 21 persen dari total impor Surabaya atau sebesar US$ 178,2 juta. Kemudian impor dari negara-negara Eropa, Australia dan Afrika masing-masing sebesar 15 persen, 6 persen dan 1 persen dari keseluruhan nilai impor Surabaya.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Written by romypradhanaarya

April 22, 2010 at 9:22 am

Ditulis dalam Uncategorized

IRSA akan ke Surabaya

leave a comment »

Seminar IRSA (Indonesia Regional Science Association/lembaga peneliti ekonomi regional Indonesia) akan mengadakan seminar ekonomi di Kampus Universitas Airlangga Kota Surabaya. rencananya akan diselenggarakan bulan Juli. Pembicara pada seminar nanti akan menghadirkan pembicar dari luar dan dalam negeri

Written by romypradhanaarya

April 22, 2010 at 8:54 am

Ditulis dalam Uncategorized

harga komoditi maret 2010

leave a comment »

Dari pantauan harga di pasar, pada bulan Februari terjadi kenaikan harga pada beberapa jenis komoditi. Kenaikan harga komoditi untuk bulan Maret 2010 terlihat pada Tabel berikut.

Tabel. Perkembangan Harga Rata-Rata Pasar Bulan Januari-Maret 2010

GULA PASIR SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
LOKAL KEMASAN (GULAKU) Kg 11.189 11.958 6,9% 13.664 14,3%
LOKAL TANPA KEMASAN (PUTIH) Kg 10.447 10.536 0,9% 11.794 11,9%
MINYAK GORENG SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
BIMOLI (BOTOL) Kg 11.194 11.466 2,4% 11.643 1,5%
MINYAK CURAH BIMOLI Lt 8.507 8.618 1,3% 8.804 2,2%
MENTEGA SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
MENTEGA BLUE BAND 250 Gram 6.839 6.953 1,7% 7.083 1,9%
DAGING SAPI SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
GREET ATAS Kg 60.194 61.175 1,6% 61.175 0,0%
GREET BAWAH Kg 53.493 54.635 2,1% 54.842 0,4%
DAGING AYAM SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
AYAM BROILER Kg 19.942 19.550 -2,0% 20.108 2,9%
TELUR AYAM SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
AYAM BROILER Kg 11.402 11.159 -2,1% 11.607 4,0%
AYAM KAMPUNG Butir 1.251 1.219 -2,6% 1.241 1,8%
SUSU SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
SUSU BUBUK DANCOW 400 gr/Dos 25.430 24.885 -2,1% 25.826 3,8%
SABUN CUCI SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
RINSO Kg 12.197 11.530 -5,5% 11.974 3,8%
DETERGEN EKONOMI 225 Gr 1.433 1.440 0,5% 1.490 3,5%
GARAM BERYODIUM SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
HALUS (CAP KAPAL) Gr/Bungkus 715 639 -10,7% 660 3,4%
TEPUNG TERIGU SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
SEGITIGA BIRU Kg 7.349 7.406 0,8% 7.554 2,0%
KACANG KEDELE SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
IMPOR Kg 7.934 7.227 -8,9% 7.265 0,5%
LOKAL Kg 7.722 6.693 -13,3% 6.945 3,8%
MITAN SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
MINYAK TANAH Liter 6.933 6.711 -3,2% 6.803 1,4%
BAWANG MERAH SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
LOKAL Kg 9.878 10.115 2,4% 11.082 9,6%
JENIS BAHAN POKOK SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
IKAN ASIN TERI KECIL (BUKAN MEDAN) Kg 41.903 40.902 -2,4% 41.833 2,3%
KACANG TANAH Kg 13.198 12.962 -1,8% 13.017 0,4%
KUBIS/KOL Kg 2.755 2.885 4,7% 3.279 13,7%
TOMAT Kg 4.388 5.099 16,2% 7.859 54,1%
WORTEL Kg 4.375 4.645 6,2% 4.799 3,3%
TERONG (PANJANG) Kg 2.517 2.592 3,0% 2.813 8,5%
KANGKUNG (PANJANG) Ikat 627 669 6,8% 685 2,4%
JENIS BAHAN POKOK SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
SEMEN GRESIK 40 KG Zak 44.000 44.333 0,8% 48.750 10,0%

Komoditi yang mengalami kenaikan harga bulan Maret dibanding bulan Februari antara lain tomat, kubis/kol, gula pasir, bawang merah lokal, terong panjang, dan komoditi seperti yang telah disebutkan di atas. Kenaikan harga tomat bulan Maret sebesar 54 persen dibandingkan harga bulan Februari. Harga bulan pasir untuk bulan Maret kembali meningkat setelah pada bulan sebelumnya. Peningkatan harga gula pasir untuk bulan Maret sebesar 12 persen untuk gula lokal tanpa kemasan.

Selain komoditi tersebut, beberapa komoditi mengalami penurunan harga. Beberapa komoditi yang turun harga diantarnya adalah beras, daging ayam kampung, jagung, cabe merah, dan komoditi lain seperti yang ada pada tabel di bawah. Harga beras bulan Maret turun tipis dibanding harga bulan Februari yaitu sebesar 0,3 persen (beras mentik). Cabe merah mengalami penurunan harga cukup besar yaitu sebesar 28 persen (cabe besar) dan 18 persen (cabe kecil). Bawang putih sedikit mengalami penurunan sebesar 1,3 persen (kating) dan 1,5 persen (sinco) dibanding harga bulan Februari. Penurunan harga komoditi untuk Bulan Maret 2010 terlihat pada Tabel berikut.

Tabel. Perkembangan Harga Rata-Rata Pasar Bulan Januari-Maret 2010

BERAS SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
MENTIK Kg 6.987 7.101 1,6% 7.076 -0,3%
IR 64 (KW II) Kg 6.386 6.461 1,2% 6.343 -1,8%
MENTEGA SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
MENTEGA CURAH AMANDA Kg 10.043 10.182 1,4% 10.171 -0,1%
DAGING AYAM SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
AYAM KAMPUNG KECIL Ekor 33.229 32.304 -2,8% 31.752 -1,7%
AYAM KAMPUNG BESAR Ekor 50.306 49.435 -1,7% 48.417 -2,1%
SUSU SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
SUSU KENTAL MANIS BENDERA 397 gr/Kl 7.986 8.000 0,2% 7.899 -1,3%
SUSU KENTAL MANIS INDOMILK 390 gr/Kl 7.482 7.459 -0,3% 7.389 -0,9%
SUSU BUBUK BENDERA 400 gr/Dos 25.417 25.762 1,4% 25.535 -0,9%
JAGUNG SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
PIPILAN KECIL Kg 4.299 4.441 3,3% 4.323 -2,7%
PIPILAN BESAR Kg 4.486 3.834 -14,5% 3.768 -1,7%
GARAM BERYODIUM SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
BATA (CAP KUDA) Buah 239 263 10,0% 226 -14,2%
MIE INSTAN SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
INDOMIE GORENG Bungkus 1.318 1.316 -0,1% 1.232 -6,4%
CABE MERAH SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
BESAR Kg 15.812 15.832 0,1% 11.380 -28,1%
KECIL (RAWIT) Kg 14.654 17.482 19,3% 14.188 -18,8%
GAS LPG SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
3 KG per Tabung 13.076 13.146 0,5% 13.090 -0,4%
BAWANG PUTIH SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
KATING Kg 13.880 13.697 -1,3% 13.518 -1,3%
SINCO Kg 13.500 13.079 -3,1% 12.886 -1,5%
JENIS BAHAN POKOK SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
KACANG HIJAU Kg 12.182 13.057 7,2% 12.994 -0,5%
KETELA POHON Kg 2.152 2.077 -3,5% 2.050 -1,3%
KENTANG Kg 6.375 6.056 -5,0% 6.000 -0,9%
BAYAM Ikat 676 692 2,4% 686 -0,8%
SAWI HIJAU Ikat 685 795 16,0% 758 -4,6%
JENIS BAHAN POKOK SATUAN JANUARI FEBRUARI % MARET %
EMAS (70-80%) Gram 262.812 263.858 0,4% 257.246 -2,5%

Sumber: Survey BPS dan Bagian Perekonomian Pemkot Surabaya, diolah

Written by romypradhanaarya

April 22, 2010 at 7:24 am

Ditulis dalam Uncategorized

buat posting

leave a comment »

te

Written by romypradhanaarya

April 22, 2010 at 7:09 am

Ditulis dalam Uncategorized

Hello world!

with one comment

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Written by romypradhanaarya

April 22, 2010 at 6:56 am

Ditulis dalam Uncategorized